Minggu, 05 Juli 2015

Bergeraklah wahai remaja


Image result for animasi islami semangat membara





 Ide-ide cemerlangmu sangat dibutuhkan
Kekuatanmu sangat ditunggu-tunggu
Semangatmu begitu membara api
Waktumu sangat produktif untuk mengukir sebuah prestasi
Yang akan selalu  dikenang dan tertulis dalam sejarah kehidupan
Yang akan dilihat oleh generasi -generasi penerusmu
Sebagi inspirasi yang tak berujung
Jangan sia-siakan, jangan kau tunda kesempatanmu itu
Karena takkan berulang kedua kali
Tunggu apa lagi, bergeraklah dan lakukan perubahan
Pada dunia ini, karena engkau adalah agen of change....

Bercanda, Bolehkah?

Image result for Bercanda 






Bercanda, tentu hal ini pernah kita lakukan bahkan sering kita melakukannya. Yang mana bercanda dapat membuat seseorang tertawa dan merasa senang, menghilangkan ketegangan dalam berkomunikasi dan dapat merefres kembali otak kita setelah penat berpikir. Jika kita telusuri dalam Islam bercanda apakah boleh? Didalam islam bercanda itu dibolehkan namun tetap harus memperhatikan aturannya karena didalam islam bercanda juga ada adabnya agar kita tidak terjebak dalam dosa. Inilah indahnya Islam semuanya ada aturannya sampai yang terperinci sekalipun. Berikut aturan bercanda dalam Islam.
1.      Tidak berbohong
Abu Hurairah RA menceritakan saat para sahabat berkumpul dalam majelis Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam,”Para sahabat bertanya kepada Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam,”Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?” maka Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam menjawab,”Tentu, hanya saja aku akan berkata benar” (HR. Ahmad)
Rasulullah bersabda: “Neraka Wail bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk melucu (membuat orang tertawa); neraka Wail baginya, neraka Wail baginya.“
(HR. Abu Dawud dalam kitab Al-‘Adab – 88, bab Ancaman Keras terhadap Dusta; hadits no. 3990 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud III: 942 no.4175).
“Celakalah seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)Na´udzubillahi mindzalik.
Bagi yang senang stand up comedy, suka menarik perhatian dengan bercanda, perlu banget perhatikan… apakah candaan kita mengandung kebohongan? Kalau iya, kurangi! Dan lama-lama… hilangkan!
Banyak banget kok candaan cerdas tanpa ada unsur bohong yang tetap bisa membuat tertawa, rileks, dan terasa segar.
Contohnya, pada suatu ketika beliau bercanda dengan seorang sahabat dengan memanggil:  “Hai yang mempunyai dua telinga “ (HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad)

2.      Tidak tertawa berlebihan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan agar tidak banyak tertawa, “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)
Seperti hadits dari ‘Aisyah ra, “Aku belum pernah melihat Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan amandelnya, namun beliau hanya tersenyum.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mungkin buat kita yang senang tertawa terbahak-bahak akan terasa berat, bisa diakal-akali dengan menutup mulut saat tertawa lebar.
3.      Tidak menakut-nakuti
Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)
Bayangin… betapa menyebalkannya kalau kita disodorkan hal-hal yang menakutkan cuma untuk memancing tawa orang lain. Bahkan ketika tahu teman kita tidak suka kucing, jangan menakut-nakutinya dengan kucing hanya untuk lucu-lucuan.
4.      Tidak bercanda tentang 3 hal: menikah, talak, dan rujuk
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : “ Tiga hal yang apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh maka berguraunya pun dinilai sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh, yaitu ; nikah, talak, dan rujuk “ (HR Abu Dawud)
Jangan pernah bercanda mengenai pernikahan, misalnya “Saya akan nikahi kamu!” atau juga talak “Saya akan ceraikan dia!” atau mungkin candaan “Saya akan menikah lagi”, karena candaan-candaan tersebut akan bernilai sungguhan.
5.      Tidak mengandung celaan atau olok-olok
”Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita lain, boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS. Al Hujarat : 11)
6.      Tidak menjadikan bahan candaan, apa-apa yang mengandung asma Allah, ayat-ayat-Nya, sunah Rasul-Nya, apalagi melecehkan syariat Islam
"Dan jangan kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka menjawab,"sesungguh nya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." katakanlah," apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman." (At- taubah 65-66)
Luar biasa kan Sob? Islam sedemikian detailnya memperhatikan perasaan manusia, bahkan bercanda pun ada aturannya. Dengan demikian, semoga kita bisa belajar bercanda yang wajar dan pantas, tidak melanggar aturan.

 

Selasa, 13 Januari 2015

Kata kata ku

Kalau tidak ad kata maaf
Terus dimana letak keadilan.

Kalau tidak ada kata cinta
Terus dimana letak kasih sayang.

Kalau tidak ada kata kejujuran
Terus dimana letak kebenaran.

Kalau  tidak ada kata pengorbanan
Terus dimana letak perjuangan.

Kalau tidak ada kata syukur
Terus dimana letak kebahagiaan

Senin, 05 Januari 2015

Baik menurutmu belum tentu benar

Cerdas 
Bukan saat kau bisa mendapatkan nilai raport yang tinggi 
Namun cerdas adalah disaat kau bisa mengumpulkan bekal untuk akhirat nanti. 

 Adil 
Bukan saat kau bisa memperlakukan sama rata 
Namun saat kau bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. 

 Kuat 
Bukan saat kau mempunyai otot yang besar dan dapat mengangkat beban yang berat 
Namun disaat kau bisa mengendalikan emosi saat kau marah. 

Qana’ah 
Bukan saat kau bisa menerima apa adanya terus berdiam diri 
Namun saat kau bisa menerima apa adanya setelah berusaha dengan sungguh-sungguh. 

 Sabar 
Bukan berarti kau diam ketika terdzolimi Namun kau bisa bangkit dan memerangi kedzoliman tersebut. 

 Tegas 
Bukan berarti saat kau mampu berkata nyaring dan berwibawa 
Namun saat kau bisa berkata kebenaran saat orang disekitarmu melakukan kebatilan.